Selasa, 20 Desember 2016

RESIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN

1     PENGERTIAN RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.
 Sedangkan pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan.
Jadi, risiko dan tingkat pengembalian adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi.
Adapun hubungan  antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
1.    bersifat linear atau searah
2.    Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko
3.    Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4.    Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
2    HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN
Menurut Paul L. Krugman dan Maurice Obstfeld, bahwa pada kenyataanya, seorang investor yang netral terhadap risiko cenderung mengambil posisi agresif maksimum. Ia akan membeli sebanyak mungkin aset yang menjanjikan hasil tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset yang hasilnya lebih rendah. Perilaku inilah yang menciptakan kondisi paritas suku bunga. Adapun karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.    Takut pada risiko (RISK AVOIDER)
Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan tindakan yang sifatnya mengindari risiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan. Karakter pebisnis yang melakukan tindakan seperti ini disebut dengan safety player.

2.    Hati-hati pada risiko (RISK INDIFFERENCE)
Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan diaplikasikan. Bagi kalangan bisnis, mereka menyebut orang dengan karakter seperti ini secara ekstrem disebut sebagai tipe peragu.
3.    Suka pada risiko (RISK SEEKER atau RISK LOVER)
Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka terbiasa dengan spekulasi dan itu pula yang membuat penganut karakteristik ini selalu saja ingin menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar. Karakter ini yang paling mendominasi jika dilihat dari kedekatannya pada risiko
3     TIPE – TIPE RISIKO
a.    Pure Risk (Risiko Murni)
suatu ketidakpastian terjadi, maka kejadian tersebut pasti menimbulkan kerugian. Risiko murni dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe risiko, yaitu:
  • Risiko aset fisik:  risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung meletus, dll.
  • Risiko Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Contoh : kecelakaan kerja yang menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan.
  • Risiko Legal : risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana. Contoh : perselisihan dengan perusahaan lain sehingga adanya persoalan seperti penggantian kerugian.


b.    Speculative Risk (Risiko Spekulatif)
Suatu ketidakpastian akan terjadinya untung atau rugi. Risiko ini dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu:
  • Risiko Pasar: risiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar. Contoh: harga saham mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
  • Risiko kredit: risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Contoh : timbulnya kredit macet, persentase piutang meningkat.
  • Risiko likuiditas: risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. Contoh: kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat, menyebabkan perusahaan harus menjual aset yang dimilikinya.
  • Risiko operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak berjalan lancar. Contoh: terjadi kerusakan pada komputer karena berbagai hal termasuk terkena virus.

c.    Static Risk (Risiko Statis)
Mungkin sifatnya murni atau spekulatif  asalnya dari masyarakat yang tidak berubah yang berada dalam keseimbangan stabil. Contoh : ketidakpastian terjadinya sambaran petir.

d.    Dynamic Risk (Risiko Dinamis)
Mungkin sifatnya murni atau spekulatif  timbul  dari perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Contoh : urbanisasi, perkembangan teknologi.

e.    Subjective Risk (Risiko Subyektif)
Berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mengalami keragu-raguan dan kecemasan akan terjadinya kejadian tertentu.

f.     Objective Risk (Risiko Obyektif)
probabilitas penyimpangan aktual dari yang diharapkan sesuai dengan pengalaman.


 4     SUMBER – SUMBER RISIKO
Menurut Eduardus Tandelilin, sumber-sumber risiko adalah :
  • Risiko suku bunga. Naik turunnya suku bunga perbankan akan mempengaruhi keputusan publik dalam menetapkan keputusannya. Jika suku bunga naik maka publik akan menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito, namun jika turun maka publik akan menggunakan dananya untuk membeli saham.
  • Risiko pasar. Kondisi risiko pasar dapat dilihat pada saat fluktuasi pasar, krisis moneter, dan resesi ekonomi.
  • Risiko Inflasi. Saat inflasi daya beli masyarakat turun, sedangkan saat normal daya beli masyarakat naik.
  • Risiko Bisnis.
  • Risiko Finansial.
  • Risiko Likuiditas.
  • Risiko Nilai tukar mata uang
  • Risiko Negara. Berkaitan dengan keadaan politik

5    PERHITUNGAN RISIKO
Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond) yang dijual oleh pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang dijual oleh perusahaan. Ada model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran return yang diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan tambahan dengan menggunakan coefficient of variation atau risiko relatif.
  • Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan return nyata dari return yang diharapkan.
  • Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah :
  • Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya 20, maka variannya adalah 400.
  • Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan. Varian dihitung pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang tidak menguntungkan, diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan.

6   PERHITUNGAN TINGKAT PENGEMBALIAN

Perhitungan Expected Retun Pada Sekuritas
Untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus dipahami oleh seorang investor adalah dengan memahami probabilitas dari kejadian yang akan terjadi.

7   MODEL YANG DI GUNAKAN DALAM RISIKO DAN TINGKAT
PENGEMBALIAN

i.        CAPM (Capital Asset Pricing Model)
        Menurut William F. Sharpe, CAPM atau model penentuan  harga aset modal adalah model penetapan harga aktiva equilibrium yang menyatakan bahwa expected return atas sekuritas tertentu adalah fungsi linier positif dari sensitifitas sekuritas terhadap perubahan return portofolio. CAPM menjelaskan hubungan antara return dengan beta (β). Beta menunjukkan hubungan (gerakan) antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan).Besarnya risiko perusahaan ditentukan oleh beta.
        β>1 menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan indeks pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saham menjadi lebih berisiko, artinya jika saat terjadi perubahan pasar 1% maka pada saham X akan mengalami perubahan lebih besar dari 1%.
        β<1 menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi pasar.
        β=1 menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.

ii.    APT ( Arbitrage Pricing Theory)

APT merupakan teori yang dikembangkan oleh Stephen A. Ross pada tahun 1976 dimana beliau menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.

8   PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BERBAGAI KONDISI
Tindak lanjut dalam bidang investasi yang terpenting adalah pengambilan keputusan (decision making). Ada berbagai kondisi yang sering muncul dalam pengambilan keputusan namun secara umum dapat dibagi menjadi tiga saja, yaitu:

1)        Kondisi pasti
Dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah berlangsung tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang dituju. Ada beberapa teknik yang  bisa dipergunakan sebagai penyelesaian pengambilan keputusan dalam kondisi pasti ini, yaitu menggunakan program linier atau secara aljabar linier, dan analisis jaringan kerja.

2)    Kondisi Tidak Pasti
Pada kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau lebih kompleks dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau hasil yang mungkin diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi dikarenakan minimnya informasi  yang diperoleh baik informasi yang sifatnya hasil penelitian maupun rekomendasi lisan yang bisa dipercaya. Untuk menghindari timbulnya masalah dalam situasi yang tidak pasti seperti ini adalah sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu, mencari informasi sebanyak mungkin dan mempergunakan beberapa metode pengambilan keputusan yang paling sesuai dengan setiap kondisi masalah yang  mungkin timbul. Hal ini dapat menggunakan:
  • metode laplace → proses pengambilan keputusan dengan asumsi bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya.
  • Metode maximax → proses pengambilan keputusan dengan hanya mengutamakan hasil yang paling optimistik dan mengabaikan sisi lain yang mungkin terjadi.


Jumat, 16 Desember 2016

Perencanaan Lokasi (Manajemen Operasi)

Faktor-faktor yang Memengaruhi Dalam Pemilihan Lokasi

a.       Perencanaan jangka panjang perusahaan
Manajemen perlu mempertimbangkan kemungkinan perluasan areal  jika di masa yang akan datang itu perusahaan yang akan datang itu perusahaan akan melakukan ekspansi atau peningkatan kapasitas. Demikian pula jika di masa mendatang, perusahaan akan melakukan kebijakan diversifikasi atas produk yang dihasilkan, maka di lokasi yang telah dipilih terdapat peluang yang cukup untuk menunjang kebutuhan pemasangan mesin baru. Di samping itu, lokasi menjamin kelancaran aliran pemasukan bahan baku, dan aliran penyaluran keluaran yang dihasilkan.
b.      Kedekatan dengan sumber bahan
Pabrik yang memerlukan bahan baku dalam volume besar, bahan itu sulit diangkut, akan susut beratnya dalam proses pengolahan tetepi angkutan hasilnya lebih mudah, harga bahan baku relatif murah, dan tersedianya secara melimpah hanya pada tempat tertentu. Pabrik jenis ini akan lebih efisien jika memilih lokasi dekat sumber bahan (raw materials orientation). Misalnya pabrik semen, pabrik peleburan besi, pabrik gula, dan sebagainya.
c.       Kedekatan dengan pasar
Pabrik yang memerlukan bahan baku dalam volume yang besar, tetepi bahan itu mudah diangkut, beratnya ditambah dalam proses pengolahan tetapi angkutan hasinya lebig sulit, maka pabrik seperti ini akan memilih lokasi yang dekat dengan pasar (market orientation industry). Misalnya pabrik minuman dalam kemasan botol, pabrik pengalengan ikan, dan sebagainya.
d.      Iklim bisnis
Suatu iklim bisnis yang baik dapat meliputi hadirnya bisnis yang serupa ukurannya, hadirnya perusahaan yang baru dalam industri yang sama, hadirnya perusahaan asing lainnya karena adanya kebijakan perusahaan multi nasional dalam pemilihan lokasi internasional. Di dunia nyata pemerintah suatu negara juga menerbitkan peraturan yang berhubungan dengan kegiatan bisnis termasuk pengaturan lokasi industri. Intervensi pemerintah lokal atau daerah juga sering dijumpai, yaitu untuk melokasikan indusrti disuatu areal agar memudahkan mengatur kegiatan industri di daerahnya. Dikawasan itu perusahaan industri diberikan subsidi tertentu, insentif pengurangan pajak, dan penyediaan fasilitas pendukung lain untuk mendorong perusahaan industri masuk ke lokasi yang ditunjuk.
e.       Biaya total produksi
Tujuan kriteria ini adalah mendorong usaha industri ataupun jasa untuk memilih lokasi yang akan meminimumkan biaya operasi. Dalam biaya total tersebut tercakup biaya pemasukan bahan, biaya pendistribusian dan pemasaran keluara, upah buruh harga tanah, biaya knstruksi,beban pajak, biaya energi, dan biaya pengolahan lainnya. Permasalahan yang harus dijawab dalam pemilihan lokasi berbasis biaya total yang minimum ialah adanya kemungkinan perusahaan kehilangan respon dari pelanggan karena lokasinya sulit dijangkau serta jauh dari konsentrasi konsumennya, atauadanya perpindahan bahan preproduksi yang berlebihan diantara lokasi-lokasi sebelum menyerahkan produk akhir kepada pelanggan.
f.       Kesediaan infrastruktur
Perusahaan industri ataupun jasa sangat memerlukan dukungan berbagai macam prasarana, seperti jalan raya, rel kereta api, hubungan udara pasokan listrik, air, sarana komunikasi, dan energi. Pemerintah suatu negara, dan juda pemerintah daerah harus mampu menyediakan prasarana demikian yang memenuhi persyaratan yang diminta oleh usahawan industri dan jasa. Sarana dan prasarana seperti itu akan menjadi insentif  dalam pemilihan lokasi.
g.      Ketersediaan tenaga kerja dan kualitas tenaga kerja
Di lokasi harus tersedia pasokan tenaga kerja yang diperlukan oleh usahawan pabrik dan jasa, baik dari sisi jumlahnya maupun dari sisi mutunya. Bahkan pasokan tenaga kerja yang memadai dan upah yang relatif murah akan menjadi salah satu dari beberapa insentif utama dalam pemilihan lokasi.
h.      Ketersediaan pembekal (presence of supplier)
Pembekal adalah mitra usahawan dalam mengelola bisnisnya. Dengan demikian, tersedianya pembekal, baik berupa leveransir bahan kenbutuhan maupun penyedia komponen produk yang dibutuhkan oleh usaha industri, akan menjadi daya tarik dalam pemilihan lokasi.
i.        Kebijaksanaan pemerintah dan risiko politik
Beberapa negara memberikan pembatasan dalam menempatkan usaha industri asing di negaranya. Pembatasan itu dapat berupa keharusan mempergunakan bahan lokal, memanfaatkan tenaga kerja lokal, dan kewajiban untuk melakukan alih teknologi. Pembatasan demikian dapat menjadi salah satu hambatan dalam pembuatan keputusan pemilihan lokasi. 
j.         Zona perdagangan bebas
Beberapa negara menunjukkan wilayah tertentu di negaranya sebagai kawasan perdagangan bebas dengan berbagai insentif pajak didalamnya. Hal itu dimaksudkan untuk mendorong pemodal asing memilih lokasi diwilayah itu. Di Indonesia dikenal kawasan perdagangan bebas Sabang di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan pulau Batam di Riau. Selanjutnya, sejak 1 Januari 2003 kawasan ASEAN telah memasuki suatu era baru, yaitu era perdagangan bebas sehingga semua negara di kawasan ASEAN harus meminimalkan pembatas menuju perdagangan bebas.
k.      Blok perdagangan
Belakangan ini dijumpai pula kolaborasi beberapa negara dikawasan tertentu untuk membentuk blok perdagangan. Misalnya, Benelux (Belgia, Netherland, dan Luxemburg) di Eropa barat talah membuat kesepakatan untuk saling membantu dalam usaha memulihkan perekonomian masing-masing negara setelah perang dunia II. Negara peserta perjanjian akan berusaha memilih lokasi di kawasan itu dalam upaya mendapatkan insentif sebagai negara peserta dan mendapatkan peluang pasar yang baru.
l.        Keamanan
Faktor keamanan merupakan faktor yang sangat dipertimbangkan oleh pengusaha dalam pemilihan lokasi. Tanpa jaminan keamanan, usahawan akan ragu-ragu menanamkan modalnya di daerah yang bersangkutan. Demikian pula pada perusahaan multi nasional, soal keamanan suatu negara akan sangat penting.
m.    Aturan lingkungan
Semakin sadar masyarakat akan kelestarian lingkungan, maka isu lingkungan menjadi penting dalam pemilihan lokasi. Bahkan soal lingkungan sudah diatur dalam konvensi internasional. Pemerintah semua negara telah melakukan pembatasan terhadap emisi CO2 ke udara dan larangan pemakaian CFC. Dengan demikian, pemilihan lokasi menjadi semakin sulit, sebab selain harus mempertimbangkan aspek ekonomi juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, politik, dan keamanan.
n.      Penerimaan masyarakat lokal
Penerimaan masyarakat lokal terhadap kehadiran industri atau perushaan di suatu daerah juga penting untuk diperhatikan. Aspek sosial, budaya, keyakinan, tata nilai masyarakat, dan adat istiadat setempat harus diperhjitungkan. Di suatu daerah tempat hukum adat dan pengaruh kepala suku masih kuat, maka soal pemilikan atas tanah, sekalipun sudah di proses menurut hukum formal, tetap masih harus mendapatkan pengakuan dari pemangku adat. Penerimaan masyarakat akan menjadi jaminan terhadap keamanan dan kestabilan bisnis di masa datang.
o.      Keunggulan bersaing
Suatu keputusan penting untuk perusahaan multi nasional ialah pemilihan atas negara yang menjadi tempat kedudukan (home base) dari masing-masing bisnis yang berbeda. Potret menyatakan bahwa suatu perusahaan mempunyai tempat kedudukan yang berbeda untuk segmen atau bisnis yang  juga berbeda. Keunggulan bersaing diciptakan pada suatu home base dengan disertai rumusan strategi tertentu, produk inti dan teknologi proses diciptakan, dan suatu kebijakan produksi massa penting dipertimbangkan. Dewasa ini, terlihat beberapa perusahaan multinasional cenderung bergerak memilih lokasi ke kawasan Asia Tenggara dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari iklim bisnis kawasan itu yang cukup kondusif serta memiliki potensi permintaan yang cukup besar, dan berpotensi untul membantu perkembangan inovasi dan produksi berbiaya rendah.

Metode-Metode Alternatif  Lokasi

a.       Metode Pemeringkat Faktor
Metode pemeringkatan faktor adalah sebuah metode penentuan lokasi yang mementingkan adanya objektivitas dalam proses mengenali biaya-biaya yang sulit untuk di evaluasi.
Keenam tahapannya adalah :
a.       mengembangkan daftar-daftar faktor terkait
b.      menetapkan bobot pada setiap faktor
c.       mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor
d.      meminta manajer menentukan skor untuk setiap faktor
e.       mengalikan faktor tersebut dengan bobot setiap faktor, dan menentukan jumlah total
f.       membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal

b.      Analisis Titik Impas Lokasi
Analisis titik impas lokasi merupakan penggunaan analisis biaya volume produksi untuk membuat suatu perbandingan ekonomis di antara alternatif lokasi yang ada.
Ketiga tahapannya adalah :
1.      Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk tiap lokasi
2.      Plot biaya untuk setiap lokasi
3.      Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah
c.       Metode Pusat Gravitasi
Metode pusat gravitasi merupakan teknik matematis yang di gunakan untuk menemukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimalkan biaya distribus. Metode ini memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang akan di kirim ke pasar tersebut,dan biaya pengiriman untuk menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pusat distribusi.
Langkah pertama metode pusat gravitasi adalah menempatkan lokasi pada suatu sistem koordinat. Metode pusat gravitasi mengasumsikan bahwa biaya secara langsung berimbang pada jarak dan jumlah yang di kirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak berbobot antara gudang dan toko acerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan sesuai dengan jumlah kontainer yang dikirim.

d.      Model Transportasi
Model transportasi merupakan sebuah teknik untuk menyelesaikan masalah sebagai bagian dari pemrograman linear.
Tujuan dari model transportasi ini adalah untuk menentukan pola pengangkutan yang terbaik dari beberapa titik penawaran ke beberapa titik permintaan agar dapat meminimalkan produksi total dan biaya transportasi.
Walaupun teknik pemrograman linear dapat di gunakan untuk menyelesaikan jenis masalah ini, algoritma bertujuan khusus yang lebih efisien telah dikembangkan untuk aplikasi transportasi. Model transportasi memberikan solusi awal yang pantas dan kemudian perbaikan bertahap dilakukan hingga solusi optimal di capai.

Tahap-Tahap Dalam Pemilihan Lokasi

a.       Tahap pertama: melihat kemungkinan daerah-daerah mana yang dapat ditentukan sebagai daerah-daerah alternative.
b.      Tahap kedua: melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam menentukan lokasi pabrik.
c.       Tahap ketiga: mempertimbangkan dan menilai masyarakat-masyarakat dari daerah-daerah yang pada tahap kedua telah dipilih untuk lokasi pabrik karena dianggap paling menguntungkan.

v Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan lokasi adalah:
a.       Perencanaan jangka panjang
b.      Kedekatan dengan sumber lain
c.       Kedekatan dengan pasar
d.      Iklim bisnis
e.       Biaya total produksi
f.       Kesediaan infrastruktur
g.      Ketersediaan tenaga kerja dan kualitas tenaga kerja
h.      Ketersediaan pembekal (presence of supplier)
i.        Kebijaksanaan pemerintah dan resiko politik
j.        Zona perdagangan bebas
k.      Blok perdagangan
l.        Keamanan
m.    Aturan lingkungan
n.      Penerimaan masyarakat local
o.      Keunggulan bersaing

v Metode-metode evaluasi alternatif lokasi adalah:
a.       Metode pemeringkatan faktor
b.      Analisis titik impas lokasi
c.       Metode pusat gravitasi
d.      Model transportasi

v Tahap-tahap dalam pemilihan lokasi adalah:
Tahap pertama: melihat kemungkinan daerah-daerah mana yang dapat ditentukan sebagai daerah-daerah alternative.
Tahap kedua: melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam menentukan lokasi pabrik.
Tahap ketiga: mempertimbangkan dan menilai masyarakat-masyarakat dari daerah-daerah yang pada tahap kedua telah dipilih untuk lokasi pabrik karena dianggap paling menguntungkan.

v Analisis biaya dalam penentuan lokasi
Konsep biaya tetap dan biaya variabel dapat membantu penentuan lokasi. Kombinasi biaya tetap dan biaya dan variabel bagi lokasi yang berbeda-beda dapat menciptakan persamaan biaya yang menunjukkan antara biaya dan volume produksi, yang berlaku bagi masing-masing lokasi.